Beranda

Minggu, 23 Agustus 2020

Perakitan Produk Otomotif

Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Tujuan metode perakitan adalah meminimalisasi atau mengurangi terjadinya kerugian atau kesalahan.

Pada umumnya, perakitan dalam proses produksi barang/jasa terdiri dari semua bagian-bagian komponen yang menjadi suatu produk, yaitu proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan antara hasil perakitan yang baik dengan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. 

1.     Konsep dan prinsip perakitan produk
Perakitan atau biasa disebut dengan assembly line adalah suatu proses penyusunan di mana pada setiap bagian penyusunan disusun berdasarkan urutan untuk menghasilkan produk jadi yang lebih cepat dari metode yang biasa. Dalam metode assembly line pergerakan pekerja diminimalisasi sedikit mungkin, komponen-komponen yang akan dipasang biasanya diletakkan di atas konveyor sesuai urutan proses produk tersebut. 

Adapun prinsip perakitan produk, sebagai berikut :
a.     Meletakkan peralatan dan pekerja dalam urutan pekerjaan/operasional, sehingga setiap bagian/komponen dapat dipasang secara berurutan sampai de􀀤gan proses akhir.
b.    Area kerja untuk pemasangan komponen dibuat secara nyaman, sehingga pekerja dapat dengan mudah memasang komponen ke dalam rangkaian produk yang berjalan di atas konveyor.

Dalam metode perakitan banyak sekali penghematan waktu yang diperoleh. Pekerja dapat memasang komponen secara terus-menerus tanpa harus menunggu proses akhir. Setiap pekerja mempunyai tanggung jawab memasang komponen sesuai urutannya dan dapat melanjutkan pekerjaan produk lainnya tanpa menunggu produk akhir tersebut selesai.

Walaupun terlihat mudah dan sederhana, metode perakitan tetap saja membawa kerugian terutama bagi para pekerja. Pekerja akan merasa terasingkan dan jenuh karena harus melakukan pekerjaan yang sama sepanjang hari. 

Dalam sehari, pekerja dapat melakukan kegiatan yang sama sebanyak ratusan kali untuk memasang komponen yang ada pada bagian yang sama. Permasalahan lain yang timbul adalah sempitnya ruang gerak pekerja karena tata letak yang buruk tanpa memerhatikan faktor ergonomi.

Manfaat dlam metode perakitan diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Pekerja tidak perlu mengangkat beban berat
b.      Meminimalisir kelelahan fisik pekerja
c.       Tidak perlu pelatihan khusus dalam penggunaan assembly line
d.      Pekerjaan yang sangat mudah dapat dilakukan semua orang
e.      Peningkatan produktifitas

2.     Jenis-jenis perakitan
Dalam proses perakitan terdapat beberapa jenis perakitan yang dapat digunakan terutama di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang dilakukan. 

Dalam hal ini biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan jenis perakitan yang dilakukan.

Secara umum terdapat dua jenis perakitan dalam sebuah produksi. Berikut dua macam jenis perakitan yang sudah sering digunakan.

a.       Perakitan manual
Perakitan manual adalah perakitan yang sebagian prosesnya dilakukan atau dikerjakan secara konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa adanya alat bantu yang spesifik atau khusus.

b.      Perakitan otomatis
Perakitan otomatis adalah perakitan yang dikerjakan dengan menggunakan sistem otomatis, seperti automasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih spesifik atau khusus.

Adapun jenis perakitan berdasarkan jenis produk yang dilakukan perakitan, sebagai berikut:

a.       Produk tunggal
Jenis perakitan produk tunggal, yaitu jenis produk perakitan di mana perakitan produk hanya satu janis saja.

b.      Produk seri
Jenis perakitan produk seri, yaitu jenis produk perakitan yang dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama.

3.     Faktor-faktor yang memengaruhi kegiatan perakitan
Kegiatan perakitan dalam proses produksi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut faktor-faktor yang memengaruhi kegiatan perakitan.

a.       Jenis bahan yang akan mengalami perakitan
Pada setiap jenis bahan terdapat sifat-sifat khusus dari bahan lainnya, sehingga sewaktu dilakukan perakitan pada jenis bahan terlebih dahulu harus diketahui sifat-sifatnya. Hal ini dikarenakan, sifat-sifat bahan ini sangat berpengaruh terhadap metode pemilihan penyambungan.

b.      Kekuatan yang dibutuhkan
Adanya pertimbangan kekuatan yang dibutuhkan dalam suatu konstruksi, sebaiknya sudah dihitung terlebih dahulu pada saat merencanakan konstruksi produk yang akan diproduksi. Hal ini disesuaikan dengan mempertimbangkan kegunaan konstruksi dan atas dasar ini, maka dapat dipilih metode produksi yang akan dipakai, yaitu metode penyambungan dalam perakitan. Dasar dari pertimbangan ini adalah dengan meninjau proses kerja yang mudah dan sesuai dengan kekuatan konstruksi sambungan yang diminta.

c.       Pemilihan metode penyambungan
Pemilihan metode penyambungan ini sangat erat hubungannya dengan jenis bahan dan kekuatan sambungan yang dibutuhkan. Karena setiap metode penyambungan mempunyai keistimewaan tersendiri.

d.      Penggunaan alat bantu perakitan
Alat-alat bantu dalam perakitan harus dipertimbangkan berdasarkan bentuk-bentuk konstruksi. Konstruki terdiri dari jumlah komponen yang banyak membutuhkan alat bantu perakitan. Alat bantu ini terutama dibutuhkan untuk memproduksi suatu alat dalam jumlah yang relatif besar.

e.      Toleransi
Adanya toleransi yang digunakan dalam perakitan dapat dipertimbangkan berdasarkan pasangan antara elemen yang dirakit menjadi komponen yang lebih besar. Toleransi untuk bagian-bagian ini dikenal dengan istilah interchange ability (sifat mampu tukar). Patokan dasar yang digunakan dalam perakitan harus ditentukan terlebih dahulu sebagai acuan dasar untuk merangkai komponen yang lain.

f.        Bentuk atau tampilan
Bentuk atau tampilan dari suatu produk sangat memengaruhi terhadap nilai jual produk itu sendiri. Bentuk atau tampilan pada dasarnya diawali dari gambar atau desainnya dengan penggunaan konstruksi di lapangan.

g.       Ergonomis
Ergonomis dalam perakitan adalah kesesuaian antara produk dengan kenyamanan pemakai (end user), artinya apabila produk ini digunakan tidak menimbulkan cepat letih, membahayakan, membosankan, qan sebagainya.

h.      Finishing
Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam proses perakitan. Finishing ini juga akan memberikan tampilan terhadap nilai jual produk.

4.     Metode-metode dalam perakitan
Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar.
Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan. Metode perakitan secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : 

a.       Metode perakitan yang dapat ditukar-tukar
Dalam metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan antara satu sama lain (interchangeable), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah distandardisasi, baik menurut ISO (International Organization far Standardization), DIN (Deutsche lndustrie Norm), JIS (Japan Industrial Standard), dan sebagainya.
Keuntungan yang diperoleh bila menggunakan bagian atau komponen yang telah distandardisasi adalah waktu untuk perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Meskipun memiliki kelebihan tetap saja terdapat kekurangan pada komponen yang telah distandardisasi, yaitu harga komponen tersebut yang relatif mahal.

b.      Metode perakitan dengan pemilihan 
Pada metode perakitan dengan menggunakan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal serta pengukurannya diukur menurut batasan-batasan ukuran. 

c.       Metode perakitan secara individual
Perakitan ini dalam pengerjaannya tidak dapat dipisahkan antara bagian satu dengan bagian yang lain atau pasangan satu dengan pasangan yang lainnya.Hal'ini dikarenakan dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung pada bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen pada bagian tersebut diselesaikan terlebih dahulu, kemudian bagian yang menjadi pasangannya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang pertama.

Adapun jika dilihat dari cara penggabungan komponennya terutama dalam produksi massal sepeda motor terdapat berbagai macam cara metode perakitan antara lain :

a.     Metode Cascade
Metode cascade adalah metode perakitan antara komponen dengan langkah berurutan. Metode ini banyak digunakan untuk sistem penggabungan antara komponen dengan menggunakan rivet atau paku keling.

b.    Metode Keseimbangan
Metode keseimbangan dalam perakitan merupakan proses penyambungan komponen-komponen dengan menggunakan spot welding.

c.     Metode Bongkar Pasang (Knock Down)
Metode bongkar pasang merupakan metode perakitan menggunakan sambungan baut dan mur atau pun screw. Metode ini paling banyak digunakan untuk perakitan. tujuan metode ini adalah :
1)     Memudahkan dalam mobilitas atau transportasi
2)     Memudahkan proses perawatan atau penggantian komponen
3)     Memudahkan operasional pekerjaan
4)     Konstruksi lebih sederhana
5)     Penggunaan lebar dan jenis bahan mudah diterapkan

Buku Produk Kreatif dan Kewirausahaan SMK/MAK Kelas XII, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2019
https://www.gobejar.com/2019/11/metode-perakitan-produk-barang-dan-jasa.html