Beranda

Minggu, 12 Juli 2020

Konsep Umum Produksi Massal

A.  Pengertian Produksi Massal

Produksi adalah kegiatan menambah nilai guna suatu suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Sedangkan massal berarti dalam jumlah banyak atau melibatkan banyak orang.
Sehingga produksi massal adalah aktivitas memproduksi atau membuat barang tertentu yang sudah ditentukan standar spesifikasinya dalam jumlah banyak melalui serangkaian operasi yang dilakukan terus menerus dan berurutan dengan produk sebelumnya.

B.   Mengenal Produksi Massal
Produksi massal diluncurkan pertama kali pada tahun 1926, tepatnya oleh sebuah perusahaan mobil ternama yang bernama Ford Motor Company lewat artikel yang ditulis pada Encyclopedia Britannica. Mulai saat itu, sistem produksi semacam ini mulai dikenal oleh banyak perusahaan.
Di awal kemunculannya sistem produksi massal hanya diterapkan pada produksi barang tertentu saja. Seperti untuk makanan, bahan bakar dan bahan kimia. Tetapi saat ini, sistem ini sudah digunakan untuk produk jenis manufacture serta bidang-bidang kerajinan.
Produksi massal merupakan aspek yang dapat menjangkau berbagai macam area ilmu. Aspek-aspek dalam produksi massal seperti lini produksi dan standarisasi ukuran telah lama ada bahkan sebelum era revolusi industri. Namun dengan adanya revolusi industri yang menandai terciptanya mesin-mesin yang dapat memabntu pekerjaan manusia telah membuka jalan bagi manusia dalam melangsungkan produksi massal dalam waktu singkat.

C.   Kronologi Produksi Massal pada Sepeda Motor
Berikut ini awal mula terwujudnya usaha pembuatan produksi massal sepeda motor
 1. Awal Mula Pembuatan Sepeda Motor
Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang digerakkan oleh sebuah mesin. Letak kedua roda sebaris lurus dan pada kecepatan tinggi sepeda motor tetap stabil disebabkan oleh gaya giroskopik. Sedangkan pada kecepatan rendah, kestabilan atau keseimbangan sepeda motor bergantung kepada pengaturan setang oleh pengendara.
Sepeda motor merupakan pengembangan dari sepeda konvensional yang lebih dahulu ditemukan. Pada tahun 1868, Michaux ex Cie, suatu perusahaan pertama di dunia yang memproduksi sepeda dalam skala besar, mulai mengembangkan mesin uap sebagai tenaga penggerak sepeda. Namun usaha tersebut masih belum berhasil dan kemudian dilanjutkan oleh Edward Butler, seorang penemu asal Inggris. Butler membuat kendaraan roda tiga dengan suatu motor melalui pembakaran dalam. Sejak penemuan tersebut, semakin banyak dilakukan percobaan untuk membuat motor dan mobil. Salah satunya dilakukan oleh Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach dari Jerman.
Kedua penemu tersebut bertemu ketika bekerja bersama di Deutz-AG-Gasmotorenfabrik, produsen mesin stasioner terbesar pada tahun 1872. Pemilik Deutz-AG-Gasmotorenfabrik yang bernama Nikolaus Otto berhasil membuat mesin empat langkah atau yang disebut juga mesin empat tak dan penemuan tersebut dipatenkan pada tahun 1877. Walaupun mesin empat tak tersebut masih terlalu sederhana dan kurang efisien, tetapi mesin tersebut diharapkan dapat menggantikan mesin uap.
Pada tahun 1880, Daimler dan Maybach dipecat dari perusahaan tersebut dan keduanya mendirikan sebuah bengkel di Suttgart. Pada tahun 1885, keduanya menciptakan karburator untuk mencampur bensin dan udara sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin empat tak ciptaan Otto. Mereka mengembangkan mesin empat tak tersebut menjadi silinder 100 cc dan meletakkan mesin tersebut pada sebuah sepeda kayu. Sepeda kayu bermesin tersebut disebut sebagai Reitwagen ("riding car") dan menjadi sepeda motor pertama di dunia
Masuk abad 19, perkembangan sepeda motor kian pesat. Berbagai merek 'kuda besi' bermunculan, mulai dari Reading Standard, Excelsior, Harley Davidson, Indian, King Dick, Brough Superior, Henderson, sampai Norton.

2.  Sejarah Produk Massal Otomotif dan Sparepartnya di Indonesia
Sepeda motor pertama kali tiba di Indonesia pada tahun 1893, yang dipesan oleh J.C. Potter satu tahun sebelum mobil pertama milik Sunan Solo (merk Benz tipe Carl Benz) tiba di Indonesia. Hal itu menjadikan J.C. Potter sebagai orang pertama di Indonesia yang menggunakan kendaraan bermotor. Saat itu, sepeda motor masih di impor dari pabrik Hildebrand und Wolfmüller, di Muenchen, Jerman.
Masuk pertengahan abad ke-19 atau lebih tepatnya pada tahun 1950, ribuan sepeda motor Bavarian Motor Works (BMW) merambah pasar Tanah Air. Langkah BMW untuk merambah bisnis sepeda motor ternyata diikuti oleh pabrikan lainnya, yaitu PT Astra Honda Motor (AHM).
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down). Kehadiran AHM menjadi pionir bagi kehadiran pabrikan sepeda motor asal Jepang lainnya.
Penggunaan sepeda motor di Indonesia sangat populer karena harganya yang relatif murah, terjangkau untuk sebagian besar kalangan dan penggunaan bahan bakarnya serta serta biaya operasionalnya cukup hemat.

3.  Jenis-jenis/Tipe Sepeda Motor
Ada beberapa jenis/tipe sepeda motor yang sebagian diproduksi massal yaitu :
a.    Sport
Tipe sport adalah tipe sepeda motor yang dikhususkan untuk penggunaan balap dan kecepatan tinggi. Contoh sepeda motor tipe ini yaitu: Honda CBR 250, Honda CBR 150, Kawasaki Ninja, dll.
b.    Standard/Naked
Tipe ini adalah tipe sepeda motor berkopling dan memiliki jarak bodi dari tanah yang tinggi, sepeda motor tipe ini merupakan sepeda motor yang tidak digunakan untuk ajang balap/kecepatan tinggi namun desain bodi dan performa mesin yang lebih bertenaga dan kuat. Contoh sepeda motor tipe ini yaitu: Honda Tiger, Honda MegaPro, Honda Verza 150, Bajaj XCD, Suzuki Thunder, Yamaha SZ-X, Honda CB Trigger, Honda Win, dll
c.    Cruiser
Tipe cruiser adalah tipe sepeda motor yang memiliki torsi mesin yang besar dan mempunyai kemampuan menarik beban besar. Contoh sepeda motor ini adalah produk pabrikan Harley Davidson dan Bajaj Avenger.
d.   Trail/Off-Road
Tipe trail adalah tipe sepeda motor yang dikhususkan untuk melibas medan berat/Off Road. Contoh sepeda motor tipe ini yaitu: Suzuki DR Z400S dual sport 400 cc, Kawasaki KLX 150, Honda CRF450X, dan lain-lain.
e.    Moped atau "Bebek"
Tipe ini adalah tipe sepeda motor manual tanpa kopling yang memiliki Kapasitas Silinder (CC) kecil. Contoh sepeda motor tipe ini yaitu: Honda Supra X 125, Honda Revo, Honda Blade, Honda Astrea, Yamaha Jupiter, Honda Sonic 150R dll
f.     Skuter Matik
Tipe skuter matik ini adalah tipe sepeda motor otomatis yang tidak menggunakan operan gigi manual dan hanya cukup dengan satu akselerasi, sepeda motor ini memiliki kapasitas silinder (CC) kecil dan posisi pengemudi yang tegak, ukuran sepeda motor ini lebih kecil dan ringan daripada tipe bebek. Contoh sepeda motor tipe ini yaitu: Honda Beat, Honda Vario, Honda Scoopy, Honda Spacy Helm-in, Vespa Piaggio, Yamaha Mio, dll.


D.      Karakteristik Produksi Massal
Produksi massal digunakan dalam situasi berikut:
1.      Standardisasi urutan produk dan proses.
2.      Dedicated mesin tujuan khusus yang memiliki kapasitas produksi yang lebih tinggi dan tingkat output.
3.      Besar volume produk.
4.      Shorter waktu siklus produksi.
5.      Lebih rendah dalam persediaan proses.
6.      Seimbang sempurna lini produksi.
7.      Aliran material, komponen dan suku cadang yang terus-menerus dan tanpa pelacakan kembali.
8.      Perencanaan produksi dan kontrol mudah.
9.      Penanganan material dapat sepenuhnya otomatis.


E.     Ciri Produksi Masal

Ciri-ciri produksi massal antara lain sebagai berikut:
1.      Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar
2.      Biaya perunit rendah
3.      Bertujuan menguasai pasar
4.      Dijual di pasar bebas
5.      Hampir tidak ada variasi produk
6.      Harus ada stok untuk memenuhi kebutuhan saat massa tunggu

F.      Keuntungan Produksi Massal

Berikut adalah keuntungan dari produksi massal:
1.       Akurasi produksi, Tingginya tingkat produksi dengan berkurangnyai waktu siklus.
2.       Tingkat produksi cepat, Tingginya utilisasi kapasitas karena keseimbangan lintasan.
3.       Efektifitas produksi, Kurangnya tenaga kerja terampil atau spesialisasi yang diperlukan untuk membuat produk tidak akan terlalu berdampak negatif
4.       Rendahnya proses inventarisasi.
5.       Efisien secara ekonomi, Manufaktur biaya per unit rendah.

G.   Keterbatasan dan Kekurangan Produksi Massal

Berikut ini adalah keterbatasan produksi massal:
1.      Perincian dari satu mesin akan menghentikan jalur produksi keseluruhan.
2.      Tata letak garis membutuhkan perubahan besar dengan perubahan dalam desain produk.
3.      Tinggi investasi fasilitas produksi.
4.      Waktu siklus ditentukan oleh operasi paling lambat

Berikut ini adalah kekurangan produksi massal:
1.       Kurang beragamnya variasi produk, Tidak fleksibel terhadap permintaan konsumen
Karena sistem produksi ini menurut definisi berfokus pada penciptaan satu produk dalam jumlah banyak, sulit untuk menyesuaikan dengan permintaan pelanggan yang selalu berubah
2.       Pengurangan tenaga kerja
Peralatan canggih adalah indikator utama yang ada dalam pola produksi ini, dan ini dapat menyebabkan staf yang tidak kompeten akan di PHK, dan tentu ini tidak akan baik.
3.       Biaya mesin mahal Sulit merestrukturisasi produksi
Karena produksi massal adalah sistem mesin yang bekerja bersama secara serempak, mengubah aspek jalur produksi dapat memiliki konsekuensi finansial dan logistik yang besar
4.       Tidak ada jaminan produk akan laris dipasaran
Karena permintaan konsumen yang berubah. Bila terjadi kelebihan produk (over production) perusahaan akan memaksa pasar dengan melakukan promosi, discount, hadiah dll, agar produk cepat terserap

H.    Sifat Produk dari Produksi Massal

Sifat-sifat produk yang diproduksi secara massal :
1.       Produk yang dihasilkan berjumlah besar
Karena pembuatan barang dilakukan secara terus menerus dan berurutan. Pola ini tidak berubah untuk waktu tertentu bahkan seterusnya.
2.       Sistem produksi disesuaikan pada urutan
Proses pengerjaan produk di awali dari bahan baku, hingga bahan jadi, dibuat dengan beralur maju.
3.       Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak
Karena produk yang diproduksi secara massal, fungsi mesin lebih diutamakan. Karena alat inilah yang membuat proses pembuatan produk lebih cepat.
4.        Persediaan bahan produk lebih sedikit
Karena tidak ada stok bahan tak terpakai hanya karena kesalahan penghitungan. Pola pembuatan produk lebih teratur dan berurutan. Sehingga, kalkulasi kebutuhan bahan lebih jelas dan terukur.
5.        Bahan-bahan dipindah menggunakan mesin
Sistem produksi massal membutuhkan pembuatan barang yang lebih cepat. Karena jika terlalu lambat, pasokan kepada target pasar tidak akan maksimal.
6.        Mesin pembuat produk bersifat khusus
Karena harus ada yang bekerja sebagai peracik bahan baku, pengolah menjadi barang setengah jadi, mesin pengemas produk dan masih banyak fungsi yang lainnya.


Sumber :
Buku Produk Kreatif dan Kewirausahaan SMK/MAK Kelas XII, Penerbit Andi, 2019
https://id.wikipedia.org/wiki/Produksi_massal
https://www.merdeka.com/uang/sejarah-panjang-industri-sepeda-motor-jajah-pasar-tanahair.html
https://www.federaloil.co.id/detail/umum/06/19/5967-yuk-cari-tahu-sejarah-sepeda-motor-di-indonesia
https://www.harmony.co.id/blog/apa-itu-produksi-massal-simak-penjelasan-lengkapnya
https://www.academia.edu/39975778/MODUL_PKK_KLS_XII_SEMESTER_GANJIL
https://cpssoft.com/blog/manajemen/produksi-massal/