Beranda

Minggu, 18 Oktober 2020

Evaluasi Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan Produk


A.   
Evaluasi Produk

1.    Pengertian Evaluasi

·          Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas dari suatu produk berdasarkan pertimbangan serta kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan atau penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan dan menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efektifitas suatu produk.

·           Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari kata Evaluation dalam bahasa Inggris yang berarti penilaian atau penaksiran.

·          Menurut Kaufmann dan Thomas (1980: 9)  Evaluasi merupakan proses yang membantu sesuatu menjadi lebih baik melalui identifikasi dan dokumentasi beberapa perbedaan hasil kegiatan masa lalu dan sekarang untuk menafsir apa yang akan dilakukan.

·          Menurut Worthen dan Sanders (1981: 19) Evaluasi merupakan penentuan nilai suatu hal, yang meliputi pengumpulan informasi yang digunakan untuk memutuskan nilai keberhasilan suatu program, produk, prosedur, tujuan, atau manfaat yang pada desain pendekatan alternative untuk mempertahankan tujuan khusus.

·          Menurut Stufflebeam dan Shinkfield, evaluasi adalah proses menggambarkan, mengumpulkan, menyajikan secara deskriptif dan informative tentang penentuan nilai dan manfaat tujuan dari objek, desain, implementasi, dan dampak untuk pengambilan suatu keputusan, penyajian keperluan untuk pertanggung jawaban dan mempromosikan pemahaman terhadap fenomena yang terlibat.

·          Menurut Chabib Thoha (1996: 1) Evaluasi adalah kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan.

·          Menurut Brinkerhoff, dkk (1983: 1-6), evaluasi merupakan sebuah proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat tercapai.

Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator untuk mengambil keputusan. Ada 3 kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah evaluasi, yaitu:

a.       Menghentikan produk, karena dipandang bahwa produk tersebut tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.

b.       Merevisi produk, karena pelaksanaan produk menunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.

c.       Menyebarluaskan produk, karena produk tersebut berhasil dengan baik maka sangat baik jika produk tersebut disebarkan dalam area yang luas.

2.    Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan suatu hal atau program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program. Dengan adanya evaluasi  seorang wirausaha dapat memutuskan apakah rencana yang sudah dibuat berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Apabila produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan rancangan maka perlu diambil langkah lebih lanjut untuk mengatasinya. 

3.    Komponen  Evaluasi

Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang terdiri dari empat komponen evaluasi yaitu Context, Input, Process, dan Product (CIPP). 

a.       Evaluasi context menentukan kebutuhan dan masalah-masalah untuk menetapkan tujuan. Evaluasi konteks merupakan need assesment kebutuhan pengembangan produk di perusahaan. Sasaran evaluasi mencakup permasalahan yang dihadapi para pembuat produk/produsen, seperti: sulitnya mencari pelanggan tetap dan mencari lokasi yang strategis.

b.       Evaluasi input berfokus pada pengumpulan informasi input yang penting seperti pelaksanaan rencana kegiatan, sumber daya (SDM, bahan baku, keuangan), penyediaan sarana, penyediaan biaya efektif untuk penyiapan kebutuhan dan pencapaian tujuan.

c.       Evaluasi process (dapat disebut monitoring) berkenaan dengan kajian seberapa jauh pelaksanaan operasional produk yang telah berjalan secara efektif, menilai pelaksanaan rencana, kemudian membantu pengguna menilai kinerja produk, dan membuat penafsiran hasilnya.

d.       Evaluasi product yakni evaluasi keluaran (output) yakni mengidentifikasi dan menilai hasil baik jangka pendek dan jangka panjang. Evaluasi keluaran terarah pada hasil langsung (direct) program. Kinerja SDM dan efektivitas produk yang teramati pada akhir implementasi program akan dinilai pada tahap ini.

4.    Proses Evaluasi

·            Menentukan apa yang akan di evaluasi

·            Merancang (desain) kegiatan evaluasi

·            Pengumpulan data

·            Pengolahan dan analisi data

·            Pelaporan hasil evaluasi

5.    Manfaat Evaluasi

Brinkerhoff menambahkan dalam pelaksanaan evaluasi setidaknya ada 7 elemen yang harus dilakukan yaitu :

·            Fokus pada apa yang akan dievaluasi (Focusing the evaluation)

·            Memiliki rancangan evaluasi (Designing the evaluation)

·            Mengumpulkan informasi (Collecting information)

·            Menganalisis dan menginterpretasikan informasi (Analyzing and interpretion)

·            Membuat laporan (Reporty information)

·            Pengaturan/ pengelolaan evaluasi (Managing evaluation)

·            Evaluasi untuk evaluasi (Evaluaty evaluation)

6.    Melakukan Pemeriksaan Kelayakan Produk

Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam pemasaran, produk adalah apapun yang dapat di tawarkan ke sebuah pasar dan dapat memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Produk dikatakan baik apabila memenuhi standar operasional prosedur (SOP).

a.      Kriteria kelayakan produk

Kelayakan produk adalah kriteria penentuan apakah suatu produk baik untuk digunakan atau tidak. Suatu produk diukur dengan 4 macam kelayakan, yaitu:

·         Kelayakan teknis; efektifitas dan ketercukupan

·         Kelayakan ekonomi dan finansial; biaya dan keuntungan

·         Kelayakan politis; perkiraan pengaruh produk terhadap berbagai peran atau kekuatan politik di lingkungan masyarakat.

·         Kelayakan administratif; mengukur apakah produk tersebut dapat diterapkan dalam sistem administrasi pemerintah yang ada.

Selain diukur dengan kriterian kelayakan di atas, kelayakan juga dapat diukur dengan menggunakan kriteria:

·        Meintainabilit/maintenance; produk harus dapat dipelihara dan dirawat mengikuti perkembangan zaman.

·         Dependability; harus dapat diandalkan oleh pengguna.

·         Efficiency; ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses.

·         Usability; tingkat kualitas dari sistem yang mudah dipelajari, mudah digunakan, dan mendorong pengguna untuk menggunakan sistem tersebut sebagai alat bentu positif dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

b.      Standar operasional prosedur (SOP)

SOP adalah suatu standar berisi serangkaian prosedur yang harus dilakukan secara kronologis dan sistematis dalam menyelesaikan suatu fungsi tertentu dengan tujuan agar memperoleh hasil kerja paling efektif. Dalam pembuatan dan penerapan SOP perlu memenuhi prinsip:

·         Konsistensi; konsisten dari waktu ke waktu oleh siapapun dengan kondisi apapun.

·         Komitmen; SOP dipenuhi dan dilaksanakan dengan penuh komitmen.

·         Perbaikan kelanjutan; tidak bersifat kaku dan harus terbuka dengan penyempurnaan untuk membentuk prosedur yang lebih efektif dan efisien.

·         Mengikat; SOP bersifat mengikat bagi siapapun. Fungsi produk harus diselesaikan sesuai dengan prosedur yang sudah tertulis dalam SOP.

·         Setiap unsur memiliki peran penting; jika terdapat satu komponen yang tidak melaksanakan perannya dengan baik maka dapat mengganggu fungsi komponen lainnya.

·         Terdokumentasi; dilakukan dokumentasi dengan baik sehingga dapat dijadikan referensi.

B.    Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan

1.    Unsur Rancangan Produk Otomotif

Faktor-faktor objektif sebelum perancangan produk otomotif adalah sebagai berikut :

1)    Faktor teknis

a.    Metode produksi yang andal

b.    Penerapan daya mesin

c.    Kemahiran sumber daya manusia

2)    Faktor ekonomi

a.    Pemasaran yang tahan persaingan

b.    Sistem pemasaran atau distribusi

c.    Kebijakan penciptaan (hak cipta)

d.    Nilai jual dan keberadaan sukucadang

e.    Selera masyarakat terhadap produk

3)    Faktor ergonomis

a.    Kenyamanan

b.    Keamanan

c.    Kesesuaian

d.    Kepraktisan

4)    Faktor sains dan teknologi

a.    Unsur kebaruan atau temuan

b.    Mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi

5)    Faktor estetika

a.    Keindahan

b.    Daya pikat

c.    Keserasian

d.    Penggarapan rinci/detail

e.    Kesan

6)    Faktor kondisi lingkungan

a.    Nilai budaya

b.    Kondisi lingkungan/wilayah

2.    Tahap Kesesuaian Hasil dengan Rancangan

Untuk membuat sebuah produk yang sesuai dengan rancangan harus melewati tahap-tahap yaitu :

1)    Market Research dan Feasibility Study Market Research

Cara untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dengan ini dihasilkan produk sesuai yang dibutuhkan konsumen.

2)    Brainstorming

Proses mengumpulkan ide untuk mencari solusi. Dengan ini dihasilkan garis besar produk yang akan dibuat, cara kerja, komponen yag dipakai dan lainsebagainya

3)    Menentukan Tujuan dan Batasan Produk

Agar rancangan produk yang dibuat tidak berlebihan karena akan menyebabkan tingginya harga jual ke konsumen. Dengan ini akan diperoleh spesifikasi komponen dan material yang dipakai.

4)    Menggambar Produk

Proses rncangan desain 3 dimensi. Dengan ini diperoleh ilustrasi produk jadi.

5)    Review Produk

Dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada rancangan yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar. Dengan gambar produk lebih mudah dikembangkan dari pada hanya sekedar membayangkan. Pada tahap ini dilakukan pula brainstorming untuk lebih megoptimalkan produk dan meminimilasir kesalahan ketika produk dibuat.

6)    Membuat Prototype

Sampel dibuat berbagai cara, perlu ketelitian dalam membuatnya agar ketika barang diproduksi tidak berakibat fatal.

7)    Uji Coba

Sebelum ke pasar perlu dilakukan pengujian apakah produk sudah andal dari berbagai sisi. Apabila terdapat hal-hal yang tidak memuaskan dari sisi pandangan konsumen maka perlu didesain ulang agar produk tetap terjaga.

8)    Produksi Massal

Dalam produksi massal perlu adanya quality control agar konsumen tidak menerima barang yang rusak

9)    Garansi

Garansi/layanan purna jual diberikan agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan pada barang yang dibelinya.

 

Buku Produk Kreatif dan Kewirausahaan SMK/MAK Kelas XII, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2019

http://meiresa125.blogspot.com/2019/09/mengevaluasi-kesesuaian-hasil-produk.html

http://www.awiracr.com/2020/09/modul-pkk-multimedia-mengevaluasi.html