Pengendalian mutu atau quality control adalah proses penilaian dan pengawasan kualitas atau hal-hal yang berkaitan dengan produksi. Dalam dunia otomotif menurut ISO/TS 16949 pengendalian mutu didefinisikan sebagai bagian dari manajemen kualitas yang berfokus pada pemenuhan standar kualitas suatu produk otomotif.
1. Aspek Pengendalian Mutu Produk
Pengendalian mutu ditekankan pada aspek :
a. Elemen-elemen produksi seperti pengendalian manajemen, proses produksi, performa pekerjaan dan kriteria integritas.
b. Kompetensi produk, misalnya pengetahuan, keahlian, pengalaman dan kualifikasi pekerjaan.
c. Elemen lunak seperti pegawai, integritas, kebiasaan, semangat, hubungan dan motivasi.
d. Pengendalian produksi, meliputi inspeksi visual.
2. Tujuan Pengendalian Mutu
Dilakukan guna menjamin kualitas dan dan merupakan upaya untuk meningkatkan dan menstabilkan proses produksi (dan proses-proses lainnya yang terkait) serta untuk menghindari atau setidaknya meminimalkan isu-isu yang mengarah kepada kecacatan di tempat utama, yaitu tempat produksi produk dalam skala massal.
Dalam pekerjaan borongan terutama pekerjaan yang diberikan oleh instansi pemerintah pengendalian mutu adalah salah satu alasan utama yang mempengaruhi dalam keberlangsungan kontrak kerja.
3. Pendekatan dalam Pengendalian Mutu
Berikut ini merupakan pendekatan dalam pengendalian mutu yang banyak digunakan dalam berbagai usaha :
Nama Pendekatan |
Digunakan Pertama Kali |
Penjelasan |
Statiscal Quality Control (SQC) |
Tahun 1930 |
Pendekatan ini memakai metode statistik untuk mengendalikan
mutu suatu produk |
Total Quality Control (TQC) |
Tahun 1956 |
Diperkenalkan pertama kali oleh Armand V Felgenbaum yang ditulis pada sebuah artikel di Harvard Business Review dan kemudian dalam sebuag buku dengan judul Total Quality Control. Dalam pendekatan TQC ini pengendalian mutu tak hanya dilakukan pada produk, namun seluruh departemen |
Statistical Process Control (SPC) |
Tahun 1960 |
Menggunakan diagram kontrol untuk memonitor proses produksi dan umpan balik yang didapatkan oleh operator produksi atas suatu bentuk produksi |
Company-Wide Quality Control (CWQC) |
Tahun 1968 |
Metode TQC yang dijalankan di Jepang |
Total Quality Management (TQM) |
Tahun 1985 |
Pertama kali pendekatan ini diterapkan oleh Departemen Pertahanan Amaerika Serikat. Pendekatan ini menggunakan sebagian teknik SQC untuk menghasilkan perbaikan secara terus menerus di dalam suatu organisasi usaha |
Enam Sigma (6s) |
Tahun 1986 |
Pendekatan SQC yabg diterapkan dibidang bisnis. |
4. Manfaat Pengendalian Mutu
Berikut ini adalah beberapa manfaat adanya Quality Control (QC) di industri manufakturing.
a. Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
b. Menghindari pemborosan (waste).
c. Meningkatkan efisiensi operasional.
d. Memberikan kepuasan pada pelanggan.
e. Mengurangi pekerjaan ulang yang merugikan perusahaan dalam segi finansial maupun waktu.
f. Memotivasi tim dalam bekerja lebih baik dengan kualitas yang tinggi.
g. Meningkatkan kepercayaan pelanggan.
5. Teknik dan Alat dalam Pengendalian Mutu
Terdapat tiga teknik Quality Control yang umum digunakan oleh sebuah perusahaan manufakturing yaitu :
a. Inspeksi atau Inspection
adalah menguji produk-produk yang akan dikirim ke pelanggan untuk memastikan tidak ada yang cacat dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang telah ditentukan.
b. Statistical Sampling
adalah memilih sejumlah unit/produk secara acak dari suatu batch atau lot untuk diperiksa kembali dengan tujuan untuk memastikan produk yang akan dikirimkan tersebut tidak terdapat produk cacat dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang ditentukan.
c. QC Seven Tools
atau Tujuh alat pengendalian kualitas terdiri dari Histogram, Scatter Diagram, Control Chart, Check Sheet, Pareta Diagram, Cause and Effect Diagram dan Flow Chart. Alat-alat tersebut digunakan untuk membantu menemukan ketidaksesuai dan kecacatan pada produk.
https://thenewindah.blogspot.com
https://ilmumanajemenindustri.com/perbedaan-pengertian-quality-control-qc-quality-assurance-qa